Kamis, 29 Mei 2014

KONSEP SEHAT SAKIT

Konsep Sehat-Sakit
Ø   Apakah sehat & sakit itu ?
Setiap individu, keluarga, masyarakat mempunyai definisi yg berbeda sesuai paradigmanya Merupakan proses yg berkaitan dg kemampuan &  ketidakmampuan beradaptasi dg lingk baik bio, psiko, sosio budaya.
Ø   Definisi Sehat
a.       Perkins (1939)
sehat adl suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa factor yang berusaha mempengaruhinya
b.      Pender (1982)
Sehat adl perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
c.       Parson
Sehat adl kemamp optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya scr efektif.
d.      Payne (1983)
Sehat adl fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (Self Care Action) secara adekuat.
·         Self Care Resources → Mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
·         Self Care Action → Perilaku yang ssi dg tujuan yg diperlukan utk memperoleh, mempertahankan & meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual
e.       WHO (1974)
sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek fisik, mental,soaial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan Karakteristik:
·         Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
·         Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
·         Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
f.       Undang-Undang No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi
g.      UU No.3 tahun 1961
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Ø   Sehat → sebuah keadaan yg sempurna dari seorang manusia, dimana tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, mental dan spiritual yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Ø   Batasan sehat meliputi fisik (badan),mental (jiwa), sosial dan ekonomi.
a.       Sehat fisik → tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b.      Sehat Sosial →kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
c.       Sehat dari aspek ekonomi →mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.
d.      Sehat mental (jiwa), mencakup:
·         Sehat Pikiran → cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut.
·         Sehat Spiritual → cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
·         penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
·         Sehat Emosional → kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
Ø   Faktor yg mempengaruhi tentang persepsi sehat.
1. Status perkembangan
2. Pengaruh sosial dan kultural
3. Pengalaman masa lalu
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Ø   Paradigma Sehat
Cara pandang / pola pikir pembangunan kesehatan yg bersifat holistik, proaktif, antisipatif dg melihat masalah kesehatan sbg masalah yg dipengaruhi oleh byk faktor scr dinamis & lintas sektoral, dlm suatu wil yg berorientasi kpd peningkatan pemeliharaan &
perlindungan thd penduduk agar tetap sehat &bukan hy penyembuhan pddk yg sakit.
Ø   Definisi Sakit
a.       Oxford English Dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
b.      Perkins (1937)
sakit → suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani dan sosial
c.       Parson (1972)
Sakit →gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
d.      Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga kriteria untukmenentukan apakah mereka sakit :
·         Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri.
·         Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit.
·         Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas seharihari misalnya bekerja, sekolah
e.       UU No. 23 Tahun 1992
Sakit →seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja
atau kegiatannya terganggu.
f.       WHO (1974)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang/sempurna sesorang dari aspek medis,fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
Ø   Sakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran berupa gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang di pengaruhinya yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.
Ø   Penyakit adalah Istilah medis yg digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Ø   Hubungan sehat, sakit & penyakit
·         Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
·         Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
·         Gangguan kesehatan.
·         Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.  Ketidakseimbanganantara factor : Host – Agent – Environment.
Ø   Rentang Sehat Sakit
·         Suatu skala utk mengukur kondisi kesehatan seseorg.
·         Kedudukan bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh faktor pribadi & kondisi lingkungan.
·         Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pd satu titik dan kematian ada titik yg lain.
Ø   Model Sehat Sakit
·         Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman: 1990)

  •    Sehat dlm suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yg terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yg optimal, dg energi yg plg maks, sampai kondisi kematian yg menandakan habisnya energi total.
  •  Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
  •   Kekurangan dari model ini → sulitnya menentukan Tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu 

  •    Efektif → utk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya.


·         Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi
ü  Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada ndividu melalui perubahan perilaku
ü  Dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
ü  Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas
·         Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all)
ü  Tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan.
ü  Agen: Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa
ü  bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
ü  Pejamu/Host: Seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluarpejamu
·         Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all)

·         Model Keyakinan-Kesehatan
ü  Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
ü  Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
ü  Terdapat tiga komponen antara lain:
a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang  diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
·    Model Peningkatan-Kesehatan (Pender) Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).

Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
1. Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
2. Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan.
Ø  5 Dimensi Kesehatan
1. Dimensi Fisik
·         Secara umum, manusia dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif.
·      Kemampuan fisik adalah kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran (seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbnan lemak, bebas dari penggunaan obatobatan,alcohol, dan rokok.
2. Dimensi Sosial
Kemampuan social adalah kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesame dan lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat
menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
3. Dimensi emosional
Kemampuan emosional adalah kemampuan stress dan mengekspresikan emosinya yang dapat di terima oleh orang lain.
Kesehatan emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima, dan menyamaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
4. Dimensi Intelektual
Kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga, dang pengembangan  karier.
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi  secara efektif dengan perubahan baru.
5. Dimensi Spiritual
Percaya adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya.
Setiap individu memiliki nilai moral, dan etika yang dianutnya.
Ø  Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan

·         Menurut Hendrik Bloom → herediter (keturunan),layanan kes,lingkungan dan perilaku.
·     Dari keempat faktor tersebut,yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%) dan faktor perilaku (30%).
·         Lingk bisa sehat jika perilaku masyarakatnya sehat

                                  1.            Keturunan
Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi kedalam beberapa kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genpeny herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini antara lain diabetes militus, albino
                                  2.            Layanan kesehatan
a. Tempat layanan kesehatan
b. Kualitas petugas kesehatan
c. Biaya kesehatan
d. Sistem layanan kesehatan
                                  3.            Lingkungan
Memberi pengaruh besar terhadap status kesehatan individu.
                                  4.            Perilaku
Sehat atau sakit nya individu, keluarga, atau masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. Perilaku individu,keluarga dan masyarakat sehat, dapat dipastikan akan sehat pula hasilnya begitu juga sebaliknya.

Ø  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan & Tindakan Kesehatan
1. Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia (pertumbuhan dan perkembangan), dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Nakes harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan
perencanaan tindakan. Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit
b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan sendirinya
c. Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melak-sanakannya. Contoh : individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya. Untuk itulah nakes mengkaji tingkat kesehatan klien, informasi ini memungkinkan perawat me-rencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.
d. Faktor Emosi
Seseorang yg mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit Seseorang yang secara umum terlihat sangat
tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan
e. Spiritual
Aspek spiritual dpt terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yg dilaksanakan, hub dg klg atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sbg suatu tema yg terintegrasi dlm kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya thd kesehatan dilihat dari perspektif yg luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keya-kinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai.
2. Faktor Eksternal
a. Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya. Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama
b. Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya peny dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup,dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi


IMUNISASI TETANUS TOKSOID (TT)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID

(TT)

Ø  Tujuan Pembelajaran   :
1.      Definisi Imunisasi TT
2.      Tujuan Imunisasi TT
3.      Manfaat Imunisasi TT
4.      Indikasi Imunisasi TT
5.      Kontraindikasi Imunisasi TT
6.      Efek samping Imunisasi TT
7.      Cara pemberian Imunisasi TT
8.      Pengelolaan rantai Vaksin TT
9.      Kebijakan dan Strategi Imunisasi
Ø  Definisi
Pemberian kekebalan tubuh secara aktif  yang mengandung toksoid Tetanus yang telah dimurnikan
Ø  Tujuan
merangsang tubuh membentuk antibodi untuk mencegah infeksi tetanus
Ø  Manfaat
Menurunkan Angka Kematian ibu dan Bayi akibat tetanus
Ø  Komplikasi
                              1.            Terjadinya Infeksi Tetanus
                              2.            Gejala tetanus diantaranya: kejang otot, serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas. Biasanya keluhan utama bayi tidak mau menyusu dan mulut mencucu
Ø  Efek samping
                              1.            Efek samping ringan
nyeri, lemas, kemerahan dan bengkak  pada daerah penyuntikan, demam
                              2.            Efek samping berat
Reaksi alergi berat (sangat jarang terjadi)
Ø  Imunisasi TT aman untuk ibu hamil
Ø  Indikasi
untuk imunisasi aktif terhadap tetanus
Ø  Kontraindikasi
1.      Individu dengan alergi vaksin
2.      Individu yang dengan imuno defisiensi
Ø  Cara Pemberian
Imunisasi TT disuntikkan secara intramuskuler atau sub kutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml
Ø  Konsep pemberian di Indonesia
Konsep pemberian imunisasi TT di indonesia menggunakan life long imunization.
setiap peserta imunisasi memiliki kartu imunisasi TT seumur hidup
Ø  Pemberian imunisasi 5 dosis melalui program imunisasi dasar dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Ø  Kajian status imunisasi TT
1.      Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibu hamil
2.      Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT
3.      Skrining status imunisasi pada calon pengantin

Ø  Untuk imunisasi TT WUS :
                               1.      Jika memiliki kartu TT, berikan dosis sesuai dengan jadual pemberian TT nasional.
                               2.      Jika tidak memiliki kartu TT, tanyakan apakah ia pernah mendapatkan dosis TT di masa lalu
                               3.      Jika TIDAK: berikan dosis pertama TT dan anjurkan kembali sesuai dengan jadual pemberian TT nasional
                               4.      Jika YA: berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya dan berikan dosis berikutnya secara berurutan.
                               5.      Jika ia tidak bisa mengingat atau tidak tahu, sebaiknya berikan dosis kedua  kepadanya dan anjurkan untuk datang lagi untuk menerima dosis berikutnya.

Ø  Pertanyaan Skrining
                              1.            Tanyakan umur WUS/tahun kelahiran ? (kunci: lahir tahun 1977à >tidak imunisasi anak sekolah à loncat ke pertanyaan 4)
                              2.            Pendidikan SD, lulus/sampai kelas 6?
                              3.            Apakah mendapat imunisasi/disuntik di SD? Waktu kelas berapa dan berapa kali?
                              4.            Pernah mendapat imunisasi waktu caten? Berapa kali?Jarak pemberian imunisasi?
                              5.            Sudah hamil berapa kali?
                              6.            Apakah saat hamil mendapat imunisasi? berapa kali?Jarak pemberian dgn imunisasi sebelumnya?
Ø  Pengelolaan Rantai Vaksin
                                  1.            Sensitivitas Vaksin Terhadap Suhu
Vaksin TT merupakan vaksin yang sensitif terhadap pembekuan, sebaiknya disimpan dalam suhu 2-8 derajat celcius.
Semua vaksin akan rusak bila terpapar suhu panas, namun vaksin TT akan lebih cepat rusak jika terpapar suhu beku
Kebijakan :
a.       Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait.
b.      Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi baik tehadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah

                                  2.            Pengadaan, penyimpanan distribusi dan pemakaian
- Pengadaan vaksin dilakukan oleh Ditjen PPM & PL dari sumber APBN
-Penyimpanan vaksin TT dalam suhu 2-8 derajat celcius
- Distribusi vaksin didistribusikan dari pusat ke daerah- daerah
- Pemakaian vaksin menggunakan prinsif Early Expired First Out dan juga   menggunakan Vaccine Vial Monitor


                                  3.            Mengupayakan kualitas pelayanan yang bermutu
                                  4.            Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu
                                  5.            Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan social, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis
Ø  Strategi Imunisasi
                           1.          Memberikan akses (pelayanan) kepada swasta dan masyarakat
                           2.          Membangun kemitraan dan jejaring kerja
                           3.          Ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai vaksin dan alat suntik
                           4.          Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan
Ø  Strategi
1.      Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih
2.      Pelaksanaan sesuai dengan standar
3.      Memanfaatkan perkembangan metode dan strategi
4.      Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan
Ø  Kesimpulan
Imunisasi TT adalah salah satu cara untuk mencegah infeksi tetanus. Diberikan secara IM atau SC dengan dosis 0,5 ml. Konsep pemberian imunisasi TT di indonesia menggunakan konsep 5 dosis atau TT seumur hidup

Ø  Referensi
ü  Cahyono, B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit        Infeksi. Yogyakarta: Kanisius 
ü  Depkes. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes
ü  Kusmiyati. 2010. Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya (hlm: 187)
ü  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
ü  Purnomo, E. 2008. Vaksin Tetanus Mencegah Kematian Ibu dan Bayi