Jumat, 06 Juni 2014

Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terletak dalam pinggulnya, yang terdiri dari ovarium, saluran Fallopi, rahim serviks, vagina, dan vulva. Ini siklus sistem reproduksi wanita: 
1.      Bayi perempuan terlahir dengan sekitar 2-3 juta sel telur di dalam ovariumnya. Ovarium bisa dikatakan dalam keadaan ‘tidur’ selama masa kanak-kanak dan akan mulai berfungsi hanya setelah pubertas dan menstruasi mulai terjadi. Sejak itulah, wanita usia subur melepaskan sebuah sel telur rata-rata setiap empat minggu.
2.      Jadwal bulanan ini disebut dengan siklus ovulasi atau menstruasi. Sekitar 400-500 sel telur dilepaskan oleh seorang wanita selama masa suburnya, sebelum akhirnya ovulasi berhenti pada saat menopause, yang biasanya terjadi di usia 40 atau 50 tahunan.
3.      Di awal siklus ovulasi, beberapa sel telur mulai tumbuh dalam ovarium. Setelah sekitar 14 hari, satu sel telur akan cukup matang untuk dilepaskan ke dalam saluran Fallopi dan bergerak menuju rahim. Selama perjalanan inilah sel telur tersebut bisa dibuahi.
4.      Apabila tidak terjadi pembuahan, sekitar 14 hari setelah ovulasi, dinding rahim akan gugur dan keluar melalui vagina. Inilah yang disebut menstruasi. Kemudian, siklus di atas akan berulang kembali seperti semula.
5.      Apabila seorang wanita mengalami menstruasi, tetapi tidak memproduksi sel telur karena alasan tertentu, kehamilan tidak akan terjadi. Namun, banyak wanita yang bisa hamil meskipun tidak pernah mengalami menstrusi tapi peluang hamilnya lebih kecil dibandingkan wanita lain.


Bahaya Makanan Berpengawet

 “Kehidupan yang serba cepat menuntut penyediaan segala sesuatu secara instan (cepat saji). Termasuk pemenuhan kebutuhan makanan dan minuman sehari-hari. Namun, hal ini dimanfaatkan pihak tertentu yang menyatakan bahwa produknya bebas bahan pengawet. Padahal, berdasarkan komposisinya, produk tersebut adalah hasil tanaman yang mudah rusak. Bahaya apakah yang terdapat pada makanan yang mengandung bahan pengawet?"


Ada 26 Jenis
Pengawet makanan merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau menghambat terjadinya kerusakan atau pembusukan makanan.Penggunaan pengawet terutama dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi makanan mudah rusak. Dengan pemberian bahan pengawet tersebut, diharapkan makanan tetap terpelihara kesegarannya. Selain juga mencegah terjadinya kerusakan bahan makanan.  
Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 26 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Adapun kelompok pengawet tersebut adalah: asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, belerang dioksida, etil p-hidroksi benzoat, kaloum benzoat, kalium bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalium sulfit, kalsium benzoat, kalsium propionat, kalsium sorbat, natrium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium bisulfit, natirum metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, natrium sulfit, nisin, propil-p-hidroksi benzoat. Penggunaan pengawet tersebut harus mengikuti takaran yang dibenarkan. 
Pengawet yang tidak diizinkan namun kemungkinan dipergunakan seperti formalin dan boraks pada makanan tertentu sangatlah berbahaya. Bahayanya penggunaan formalin karena dapat menyebabkan di antaranya kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat menyebabkan diantaranya gangguan pada otak, hati, dan kulit.

Lebih Selektif 
Upaya produsen (pelaku usaha) dalam memberikan perlindungan konsumen sehubungan dengan penggunaan bahan pengawet pada makanan, adalah dengan memenuhi ketentuan tentang pengaturan penggunaan pengawet terhadap produk makanannya. Penggunaan pengawet yang diizinkan dan takaran yang benar, diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen dan kemungkinan penggunaan zat yang mengandung bahaya. 
Hak konsumen atas keamanan dan keselamatan terhadap barang yang dikonsumsi harus  dihormati oleh produsen. Sebab, hak tersebut dilindungi oleh undang-undang yang memberikan perlindungan terhadap konsumen (UUPK No.8 tahun 1999).
Kembali ke alam atau makanan yang alami bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Bahaya pengawet terhadap tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pengawet yang digunakan, dalam hal ini jenis dan takaran serta pola konsumsi. 

Lama dan seringnya mengonsumsi makanan dengan pengawet kemungkinan menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksi yang menyebabkan sakit. Tanggung jawab konsumen terhadap kesehatan, salah satunya adalah dengan lebih selektif memilih pola konsumsi.

Fungsi Plasenta Pada Bayi dalam Kandungan


Plasenta merupakan salah satu bagian penting dalam masa kehamilan karena lewat plasenta, segala keperluan yang dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang baik secara fisik ataupun secara emosi dapat dipenuhi. Masih menurut sumber yang sama, dikatakan bahwa begitu pentingnya fungsi plasenta pada bayi dalam kandungan ini, maka apabila terdapat gangguan kesehatan ataupun trauma fisik yang membahayakan kondisi plasenta, maka bisa jadi janin akan mengalami keadaan yang membahayakan pula. Apa saja sebenarnya fungsi plasenta bagi tumbuh kembang janin dalam kandungan?

Macam-macam Fungsi Plasenta

Berikut beberapa jenis dan macam fungsi plasenta pada bayi dalam kandungan, yaitu:
§  Pertukaran ekskresi
Janin belum memiliki kemampuan untuk mengeluarkan ekskresi atau zat sisa metabolisme nutrisi makanan yang didapatkan dari ibu. Zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh janin karena bersifat racun. Plasenta pada bayi ini berguna untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme janin menuju aliran darah ibu untuk diproses dan dikeluarkan oleh ginjal.
§  Jalur nutrisi.
Plasenta juga diperlukan sebagai sarana transportasi pemberian segala macam nutrisi makanan yang berasal dari ibu hamil dan diperlukan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena plasenta ini terhubung dengan aliran darah ibu hamil, maka ibu hamil sebaiknya melakukan seleksi tentang asupan makanan atau minuman yang dikonsumsi agar tidak memperburuk kondisi janin.
§  Perkuatan sistem imun.
Plasenta juga berguna sebagai suatu saluran perkuatan sistem imun janin terhadap kemungkinan serangan oleh bakteri, virus atau jamur yang dapat membahayakan kondisi janin. Sebagian besar sistem imun ini berasal dari ibu karena janin belum mampu mengembangkan sistem imun sendiri.
§  Distribusi oksigen.
Karena fungsi utama plasenta pada janin yang terhubung langsung dengan sistem peredaran darah ibunya, maka plasenta juga berguna untuk pendistribusian oksigen ke janin. Oksigen diperlukan untuk berbagai macam proses metabolisme perkembangan janin yang berlangsung pada tiap sel atau jaringan. Kekurangan asupan oksigen pada janin berpotensi menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, baik secara fisik maupun mental.

Demikianlah beberapa fungsi plasenta pada bayi dalam kandungan yang sebaiknya perlu diketahui oleh ibu hamil. Begitu pentingnya fungsi plasenta ini sebagai bagian dari proses tumbuh kembang janin, maka ada baiknya jika ibu hamil selalu melakukan pola hidup sehat dan berpikiran positif agar tumbuh kembang janin menjadi optimal baik secara fisik ataupun mental. Semoga bermanfaat.

 



Tips Merawat Gigi Bayi


Menurut salah seorang praktisi kesehatan gigi dan gusi, dikatakan bahwa gigi bayi yang biasanya mulai tumbuh pada usia 4-6 bulan, sebaiknya juga perlu dirawat agar tidak menimbulkan kerusakan pada gigi bayi. Lebih lanjut dikatakan bahwa terjadinya kerusakan pada gigi bayi ini bisa saja berpotensi menimbulkan lubang pada gigi dan memicu timbulnya rasa nyeri pada gigi.Apabila ini terjadi, bisa saja menimbulkan perasaan kurang nyaman pada bayi ketika menggunakan dot dan pada akhirnya bayi menolak menggunakan dot untuk mengkonsumsi susu. Penolakan ini bisa mengakibatkan bayi mengalami kekurangan asupan nutrisi, sehingga tindakan merawat gigi bayi sebaiknya rutin dilakukan.
Bagaimanakah kiat dan tips merawat gigi bayi yang bisa dilakukan oleh orangtua? Berikut ini adalah beberapa kiat dan tips merawat gigi bayi yang bisa dilakukan oleh orangtua sebagaimana diolah dari berbagai sumber, yaitu:


• Lap Basah : Gunakan lap steril yang sudah dibasahi menggunakan air hangat dan matang untuk menggosok permukaan gigi dan lidah bayi sesaat seusai mengkonsumsi susu. Tindakan ini sebaiknya rutin dilakukan untuk menghindari terjadinya bau mulut bayi yang kurang sedap akibat timbulnya kerak atau selaput tipis susu pada permukaan lidah serta menghindari kerusakan lapisan mahkota gigi akibat aktifitas bakteri yang dipicu oleh sisa susu yang melekat pada permukaan gigi.
• Air Putih : Biasakan memberikan air putih ketika bayi usai mengkonsumsi susu dengan menggunakan botol lain yang sudah dibersihkan sebelumnya. Pemberian air putih ini dimaksudkan agar bekas susu yang menempel pada permukaan gigi ataupun lidah bisa segera hilang.
• Kebiasaan Buruk : Hindari juga beberapa kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kerusakan pada gigi bayi, misalnya mengedot botol susu ketika tidur atau berangkat tidur. Selain berpotensi menimbulkan kerusakan pada gigi dan menimbulkan kerak susu pada lidah, kebiasaan ngedot sambil tidur juga dapat memicu terjadinya ngompol.Pada beberapa kejadian, balita yang dibiasakan tidur sambil ngedot akan sulit menghilangkan kebiasaan buruk ini.

Demikianlah beberapa beberapa kiat dan tips merawat gigi bayi yang bisa dijadikan pertimbangan. Melakukan tindakan perawatan gigi bayi semenjak dini, pada akhirnya sevara tidak langsung juga bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan estetika penampilan bayi agar tetap lucu dan menggemaskan. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat



Kamis, 05 Juni 2014

Cara Menjaga Kandungan Ibu Hamil Muda Agar Tidak Keguguran


Kata kehamilan merupakan masa di mana seorang perempuan membawa embrio atau fetus dalam tubuhnya. Dalam masa kehamilan bisa terjadi banyak gestasi seperti dalam kasus kembar, atau kembar tiga. Kehamilan manusia umumnya terjadi selama 40 minggu antara masa terakhr menstruasi hingga kelahiran (38 minggu dari proses pembuahan). Istilah ibu hamil dalam ilmu medis adalah gravida, sementara calon bayi di dalamnya disebut sebagai embrio (pada minggu-minggu awal kehamilan) dan seklanjutnya disebut janin (hingga waktu kelahiran). Seorang ibu hamil yang baru pertama kali hamil disebut primigravida atau gravida 1. Sedangkan seorang perempuan yang belum pernah hamil disebut sebagai gravida 0.
Di dalam banyak kalangan masyarakat, definisi medis serta legal kehamilan manusia dibagi dalam  periode triwulan, hal tersebut sebagai cara untuk memudahkan tahapan berbeda pada perkembangan janin.
Hamil adalah salah satu momen yang paling membahagiakan dalam hidup seorang perempuan. Tak heran kehamilan akan dijaga baik-baik agar nantinya lahir bayi yang sehat dan menggemaskan. Ketika sedang hamil, anda banyak sekali memikirkan posisi yang baik dan nyaman untuk janin dan aktivitas anda. Perubahan fisik yang semakin berubah di masa kehamilan memasuki usia tua semakin membuat anda mencari posisi yang tepat.



Inilah beberapa cara menjaga agar ibu yang hamil muda tidak keguguran, diantaranya adalah:
  • Menghindari aktifitas yang berat. Pada awal kehamilan, secara umum wanita sangat mudah lelah bahkan ada sebagian yang sampai pingsan oleh karena tekana darah yang rendah. Karena itu, jangan paksakan diri Anda melakukan pekerjaan yang berat. Jangan beridiri terlalu lama dan janga pula duduk terlampau lama. Usahakan istirahat Anda cukup. Namun jangan juga terlalu lama berdiam diri sebab akan membuat badan Anda justru semakin tidak enak.
  • Menghindari rokok, obat-obatan tertentu, kafein, alkohol dan semua zat-zat yang bisa membahayakan kehamilan. Alkohol juga rokok bisa menganggu dan menghambat perkembangan janin Anda. bahkan kabarnya, jika sang ibu perokok, maka kemungkinan bayi terlahir tidak sempurna akan semakin besar. Sementara itu kafein juga sangat direkomendasikan untuk dihindari sebab bisa mempengaruhi jumlah zat besi di dalam darah dan akan memperparah gejala anemia yang lazim diderita wanita yang sedang hamil. Jadi, sebaiknya cermat.
  • Menjaga asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Saat hamil muda, biasanya wanita diserang rasa mual hingga nafsu untuk makan hilang. Hal ini memang normal adanya tapi walau bagaimanapun, perasaan ini tak boleh diikuti sebab jika calon ibu tidak makan, maka janin akan kehilangan asupan nutrisi penting yang ia inginkan.
  • Pandai-pandailah mengelola emosi Anda, sebab saat hamil muda biasanya mood wanita layaknya yoyo, naik dan turun. Hal ini disebabkan kondisi hormon yang sedang tak stabil karena kehamilan. Hal ini harus dilawan sebab ibu yang stress sangat rentan membahayakan janin yang ia kandung. Kelola emosi dengan benar, banyak-banyaklah mendekatkan diri pada tuhan, bercengkrama dengan suami, latihan meditasi dan masih banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang terbiasa mengusir stess dengan cokelat sebaiknya untuk sementara merubah kebiasaan tersebut sebab coklat juga mengandung kafein.
  • Selanjutnya terkait dengan aktifitas seksual suami dan istri. Memang hal tersebut adalah fitrah dan sah-sah saja dilakukan. Tapi di awal kehamilan aktifitas tersebut bisa berujung pada keguguran jika tidak dilakukan sesuai kondisi sang wanita. Jadi, sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan. Aktifitas seksual harus dilakukan secara hati-hati (bahkan ada sebagian orang yang memilih stop sementara) jika kehamilan tersebut sangat beresiko tinggi seperti keguguran, ada riwayat melahirkan premature, adanya pendarahan di dalam vagina, plasenta previa dan semacamnya.
Semoga informasi di atas mengenai Cara Menjaga Kandungan Ibu Hamil Muda Agar Tidak Keguguran dapat bermanfaat dan berguna bagi para Ibu. Lebih dan kurangnya saya minta maaf, sekian dan terima kasih.

Kamis, 29 Mei 2014

KONSEP SEHAT SAKIT

Konsep Sehat-Sakit
Ø   Apakah sehat & sakit itu ?
Setiap individu, keluarga, masyarakat mempunyai definisi yg berbeda sesuai paradigmanya Merupakan proses yg berkaitan dg kemampuan &  ketidakmampuan beradaptasi dg lingk baik bio, psiko, sosio budaya.
Ø   Definisi Sehat
a.       Perkins (1939)
sehat adl suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa factor yang berusaha mempengaruhinya
b.      Pender (1982)
Sehat adl perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
c.       Parson
Sehat adl kemamp optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya scr efektif.
d.      Payne (1983)
Sehat adl fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care Resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (Self Care Action) secara adekuat.
·         Self Care Resources → Mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
·         Self Care Action → Perilaku yang ssi dg tujuan yg diperlukan utk memperoleh, mempertahankan & meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual
e.       WHO (1974)
sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek fisik, mental,soaial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan Karakteristik:
·         Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
·         Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
·         Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
f.       Undang-Undang No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi
g.      UU No.3 tahun 1961
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Ø   Sehat → sebuah keadaan yg sempurna dari seorang manusia, dimana tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, mental dan spiritual yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Ø   Batasan sehat meliputi fisik (badan),mental (jiwa), sosial dan ekonomi.
a.       Sehat fisik → tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b.      Sehat Sosial →kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
c.       Sehat dari aspek ekonomi →mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.
d.      Sehat mental (jiwa), mencakup:
·         Sehat Pikiran → cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk akal) atau berpikir runtut.
·         Sehat Spiritual → cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
·         penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
·         Sehat Emosional → kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian diri yang baik.
Ø   Faktor yg mempengaruhi tentang persepsi sehat.
1. Status perkembangan
2. Pengaruh sosial dan kultural
3. Pengalaman masa lalu
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Ø   Paradigma Sehat
Cara pandang / pola pikir pembangunan kesehatan yg bersifat holistik, proaktif, antisipatif dg melihat masalah kesehatan sbg masalah yg dipengaruhi oleh byk faktor scr dinamis & lintas sektoral, dlm suatu wil yg berorientasi kpd peningkatan pemeliharaan &
perlindungan thd penduduk agar tetap sehat &bukan hy penyembuhan pddk yg sakit.
Ø   Definisi Sakit
a.       Oxford English Dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
b.      Perkins (1937)
sakit → suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani dan sosial
c.       Parson (1972)
Sakit →gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
d.      Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga kriteria untukmenentukan apakah mereka sakit :
·         Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri.
·         Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit.
·         Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas seharihari misalnya bekerja, sekolah
e.       UU No. 23 Tahun 1992
Sakit →seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja
atau kegiatannya terganggu.
f.       WHO (1974)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang/sempurna sesorang dari aspek medis,fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
Ø   Sakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran berupa gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang di pengaruhinya yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.
Ø   Penyakit adalah Istilah medis yg digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Ø   Hubungan sehat, sakit & penyakit
·         Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan.
·         Sebagai manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
·         Gangguan kesehatan.
·         Sehat sakit berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.  Ketidakseimbanganantara factor : Host – Agent – Environment.
Ø   Rentang Sehat Sakit
·         Suatu skala utk mengukur kondisi kesehatan seseorg.
·         Kedudukan bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh faktor pribadi & kondisi lingkungan.
·         Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pd satu titik dan kematian ada titik yg lain.
Ø   Model Sehat Sakit
·         Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman: 1990)

  •    Sehat dlm suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yg terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yg optimal, dg energi yg plg maks, sampai kondisi kematian yg menandakan habisnya energi total.
  •  Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
  •   Kekurangan dari model ini → sulitnya menentukan Tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu 

  •    Efektif → utk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya.


·         Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi
ü  Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada ndividu melalui perubahan perilaku
ü  Dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan
ü  Model ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga maupun komunitas
·         Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all)
ü  Tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan.
ü  Agen: Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa
ü  bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
ü  Pejamu/Host: Seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu. Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluarpejamu
·         Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at all)

·         Model Keyakinan-Kesehatan
ü  Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
ü  Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
ü  Terdapat tiga komponen antara lain:
a. Persepsi Individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami penyakit jantung.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
b. Persepsi Individu terhadap keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak (misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c. Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang  diambil.
Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
·         Model Keyakinan-Kesehatan
·    Model Peningkatan-Kesehatan (Pender) Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).

Berdasarkan gambar diatas Model ini dapat:
1. Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
2. Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan.
Ø  5 Dimensi Kesehatan
1. Dimensi Fisik
·         Secara umum, manusia dalam dimensi ini mampu mempraktikan gaya hidup yang positif.
·      Kemampuan fisik adalah kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran (seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbnan lemak, bebas dari penggunaan obatobatan,alcohol, dan rokok.
2. Dimensi Sosial
Kemampuan social adalah kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesame dan lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat
menghargai serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
3. Dimensi emosional
Kemampuan emosional adalah kemampuan stress dan mengekspresikan emosinya yang dapat di terima oleh orang lain.
Kesehatan emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima, dan menyamaikan perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
4. Dimensi Intelektual
Kemampuan belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga, dang pengembangan  karier.
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi  secara efektif dengan perubahan baru.
5. Dimensi Spiritual
Percaya adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya.
Setiap individu memiliki nilai moral, dan etika yang dianutnya.
Ø  Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan

·         Menurut Hendrik Bloom → herediter (keturunan),layanan kes,lingkungan dan perilaku.
·     Dari keempat faktor tersebut,yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%) dan faktor perilaku (30%).
·         Lingk bisa sehat jika perilaku masyarakatnya sehat

                                  1.            Keturunan
Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi kedalam beberapa kategori, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genpeny herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini antara lain diabetes militus, albino
                                  2.            Layanan kesehatan
a. Tempat layanan kesehatan
b. Kualitas petugas kesehatan
c. Biaya kesehatan
d. Sistem layanan kesehatan
                                  3.            Lingkungan
Memberi pengaruh besar terhadap status kesehatan individu.
                                  4.            Perilaku
Sehat atau sakit nya individu, keluarga, atau masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. Perilaku individu,keluarga dan masyarakat sehat, dapat dipastikan akan sehat pula hasilnya begitu juga sebaliknya.

Ø  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keyakinan & Tindakan Kesehatan
1. Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia (pertumbuhan dan perkembangan), dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Nakes harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan
perencanaan tindakan. Contohnya: secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan perilaku pencegahan penyakit
b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan sendirinya
c. Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melak-sanakannya. Contoh : individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya. Untuk itulah nakes mengkaji tingkat kesehatan klien, informasi ini memungkinkan perawat me-rencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien secara lebih berhasil.
d. Faktor Emosi
Seseorang yg mengalami respons stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit Seseorang yang secara umum terlihat sangat
tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit akan menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan
e. Spiritual
Aspek spiritual dpt terlihat dari bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yg dilaksanakan, hub dg klg atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sbg suatu tema yg terintegrasi dlm kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya thd kesehatan dilihat dari perspektif yg luas. Fryback (1992) menemukan hubungan kesehatan dengan keya-kinan terhadap kekuatan yang lebih besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai.
2. Faktor Eksternal
a. Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya. Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama
b. Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya peny dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup,dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi