Konsep Sehat-Sakit
Ø
Apakah sehat & sakit itu ?
Setiap individu, keluarga, masyarakat mempunyai
definisi yg berbeda sesuai paradigmanya Merupakan proses yg berkaitan dg
kemampuan & ketidakmampuan
beradaptasi dg lingk baik bio, psiko, sosio budaya.
Ø
Definisi Sehat
a.
Perkins
(1939)
sehat adl suatu keadaan
keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa factor
yang berusaha mempengaruhinya
b.
Pender
(1982)
Sehat adl perwujudan
individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
(aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri
yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas struktural.
c.
Parson
Sehat adl kemamp
optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya scr efektif.
d.
Payne
(1983)
Sehat adl fungsi
efektif dari sumber-sumber perawatan diri (Self Care Resources) yang menjamin
tindakan untuk perawatan diri (Self Care Action) secara adekuat.
·
Self
Care Resources → Mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
·
Self
Care Action → Perilaku yang ssi dg tujuan yg diperlukan utk memperoleh,
mempertahankan & meningkatkan fungsi fisik, psikososial dan spiritual
e.
WHO
(1974)
sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek
fisik, mental,soaial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
Karakteristik:
·
Merefleksikan
perhatian pada individu sebagai manusia.
·
Memandang
sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal
·
Sehat
diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
f.
Undang-Undang
No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan social yang memungkinkan hidup produktif secara social dan ekonomi
g.
UU
No.3 tahun 1961
Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Ø
Sehat
→ sebuah keadaan yg sempurna dari seorang manusia, dimana tidak hanya terbebas
dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang
meliputi aspek fisik, emosi, sosial, mental dan spiritual yg memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Ø Batasan sehat meliputi fisik (badan),mental (jiwa),
sosial dan ekonomi.
a.
Sehat
fisik → tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ
tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
b.
Sehat
Sosial →kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik
atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan
ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik.
c.
Sehat
dari aspek ekonomi →mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk
anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek
ekonomi adalah bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara
sosial.
d.
Sehat
mental (jiwa), mencakup:
·
Sehat
Pikiran → cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk
akal) atau berpikir runtut.
·
Sehat
Spiritual → cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
·
penyembahan
terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan
dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma
masyarakat.
·
Sehat
Emosional → kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau
pengendalian diri yang baik.
Ø
Faktor
yg mempengaruhi tentang persepsi sehat.
1.
Status perkembangan
2.
Pengaruh sosial dan kultural
3.
Pengalaman masa lalu
4.
Harapan seseorang tentang dirinya
Ø Paradigma
Sehat
Cara
pandang / pola pikir pembangunan kesehatan yg bersifat holistik, proaktif,
antisipatif dg melihat masalah kesehatan sbg masalah yg dipengaruhi oleh byk
faktor scr dinamis & lintas sektoral, dlm suatu wil yg berorientasi kpd
peningkatan pemeliharaan &
perlindungan
thd penduduk agar tetap sehat &bukan hy penyembuhan pddk yg sakit.
Ø Definisi
Sakit
a. Oxford
English Dictionary
Sakit
sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
fungsinya terganggu atau menyimpang.
b. Perkins
(1937)
sakit
→ suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani dan
sosial
c. Parson
(1972)
Sakit
→gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
d. Bauman
(1965)
Seseorang
menggunakan tiga kriteria untukmenentukan apakah mereka sakit :
·
Adanya gejala,
misalnya naiknya temperatur, nyeri.
·
Persepsi
tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit.
·
Kemampuan
untuk melaksanakan aktivitas seharihari misalnya bekerja, sekolah
e. UU
No. 23 Tahun 1992
Sakit
→seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja
atau
kegiatannya terganggu.
f. WHO
(1974)
Sakit adalah
suatu keadaan yang tidak seimbang/sempurna sesorang dari aspek medis,fisik,
mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga
kecacatan.
Ø
Sakit adalah
suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran berupa gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai totalitas yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi
atau kesukaran terhadap orang yang di pengaruhinya yang menyebabkan aktivitas
kerja atau kegiatannya terganggu.
Ø
Penyakit
adalah Istilah medis yg digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Ø
Hubungan
sehat, sakit & penyakit
·
Hasil
interaksi seseorang dengan lingkungan.
·
Sebagai
manifetasi keberhasilan/kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan.
·
Gangguan
kesehatan.
·
Sehat sakit
berada pada sesuatu dimana setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya. Ketidakseimbanganantara factor : Host – Agent
– Environment.
Ø
Rentang Sehat
Sakit
·
Suatu skala
utk mengukur kondisi kesehatan seseorg.
·
Kedudukan
bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh faktor pribadi & kondisi
lingkungan.
·
Jarak dalam
skala ukur : keadaan sehat secara optimal pd satu titik dan kematian ada titik
yg lain.
Ø
Model Sehat
Sakit
·
Model Rentang
Sehat-Sakit (Neuman: 1990)
- Sehat dlm
suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yg
terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yg optimal, dg energi yg plg maks,
sampai kondisi kematian yg menandakan habisnya energi total.
- Sakit
merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada
mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu
sebelumnya.
- Kekurangan
dari model ini → sulitnya menentukan Tingkat kesehatan klien sesuai dengan
titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang itu
- Efektif →
utk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan
sebelumnya.
·
Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi
ü Dunn
(1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada ndividu
melalui perubahan perilaku
ü Dapat
membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi
terhadap kesehatan
ü Model
ini berhasil diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam
keperawatan keluarga maupun komunitas
·
Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at
all)
ü Tingkat
sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara
Agen, Pejamu, dan Lingkungan.
ü Agen:
Berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan
terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa
ü bersifat
biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.
ü Pejamu/Host:
Seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit/sakit tertentu.
Lingkungan: seluruh faktor yang ada diluarpejamu
·
Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell at
all)
·
Model Keyakinan-Kesehatan
ü Rosenstoch
(1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan
seseorang dengan perilaku yang ditampilkan.
ü Model
ini memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan
kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
·
Model Keyakinan-Kesehatan
ü Terdapat
tiga komponen antara lain:
a. Persepsi Individu tentang
kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit.
Misal: seorang klien perlu mengenal
adanya pernyakit koroner melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada
keluarganya yang meninggal maka klien mungkin merasakan resiko mengalami
penyakit jantung.
·
Model Keyakinan-Kesehatan
b. Persepsi Individu terhadap
keseriusan penyakit tertentu.
Dipengaruhi oleh variabel demografi
dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran untuk bertindak
(misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll)
c.
Persepsi Individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil.
Seseorang mungkin mengambil
tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap
terapi medis, atau mencari pengobatan medis.
·
Model Keyakinan-Kesehatan
· Model Peningkatan-Kesehatan (Pender)
Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam
aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
Berdasarkan gambar diatas Model ini
dapat:
1.
Mengidentifikasi berbagai faktor (demografik, sosial) yang dapat meningkatkan
atau menurunkan partisifasi untuk meningkatkan kesehatan.
2.
Mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan
munculnya partisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan.
Ø 5
Dimensi Kesehatan
1.
Dimensi Fisik
·
Secara umum, manusia dalam dimensi ini
mampu mempraktikan gaya hidup yang positif.
· Kemampuan
fisik adalah kemampuan menyelesaikan tugasnya sehari-hari, pencapaian kebugaran
(seperti kardiovaskular, paru, dan gastrointestinal), menjaga nutrisi tetap
adekuat, dan ketepatan proporsi tubuh dari timbnan lemak, bebas dari penggunaan
obatobatan,alcohol, dan rokok.
2.
Dimensi Sosial
Kemampuan
social adalah kemampuan berinteraksi secara baik dengan sesame dan
lingkungannya, dapat menjaga dan mengembangkan keakraban individu, dan dapat
menghargai
serta toleran terhadap setiap pendapat dan kepercayaan yang berbeda.
3.
Dimensi emosional
Kemampuan
emosional adalah kemampuan stress dan mengekspresikan emosinya yang dapat di
terima oleh orang lain.
Kesehatan
emosi mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab, menerima, dan menyamaikan
perasaannya serta dapat menerima keterbatasan orang lain.
4.
Dimensi Intelektual
Kemampuan
belajar dan menggunakan informasi secara efektif antar personal, keluarga, dang
pengembangan karier.
Kesehatan
intelektual meliputi usaha untuk secara terus-menerus tumbuh dan belajar untuk
beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru.
5.
Dimensi Spiritual
Percaya
adanya beberapa kekuatan (seperti alam, ilmu pengetahuan, agama, dan bentuk
kekuatan lain) yang diperlukan manusia dalam mengisi kehidupannya.
Setiap
individu memiliki nilai moral, dan etika yang dianutnya.
Ø Faktor
Yang Mempengaruhi Status Kesehatan
·
Menurut Hendrik Bloom → herediter
(keturunan),layanan kes,lingkungan dan perilaku.
· Dari keempat faktor tersebut,yang
mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%)
dan faktor perilaku (30%).
·
Lingk bisa sehat jika perilaku
masyarakatnya sehat
1.
Keturunan
Secara
sederhana, penyakit manusia dapat dibagi kedalam beberapa kategori, salah
satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor genpeny herediter atau keturunan.
Contoh penyakit ini antara lain diabetes militus, albino
2.
Layanan kesehatan
a.
Tempat layanan kesehatan
b.
Kualitas petugas kesehatan
c.
Biaya kesehatan
d.
Sistem layanan kesehatan
3.
Lingkungan
Memberi pengaruh besar terhadap
status kesehatan individu.
4.
Perilaku
Sehat atau sakit nya individu,
keluarga, atau masyarakat dipengaruhi oleh perilakunya. Perilaku
individu,keluarga dan masyarakat sehat, dapat dipastikan akan sehat pula
hasilnya begitu juga sebaliknya.
Ø Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Keyakinan & Tindakan Kesehatan
1.
Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat
ditentukan oleh faktor usia (pertumbuhan dan perkembangan), dengan demikian
setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan
kesehatan yang berbeda-beda. Nakes harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan klien pada saat melakukan
perencanaan tindakan. Contohnya:
secara umum seorang anak belum mampu untuk mengenal keseriusan penyakit
sehingga perlu dimotivasi untuk mendapatkan penanganan atau mengembangkan
perilaku pencegahan penyakit
b. Pendidikan atau Tingkat
Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap
kesehatan terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang
berbagai fungsi tubuh dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman
masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk
kemampuan untuk memehami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan
pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan sendirinya
c. Persepsi tentang fungsi
Cara seseorang merasakan fungsi
fisiknya akan berakibat pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melak-sanakannya.
Contoh : individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah
mungkin akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka
melaksanakannya. Untuk itulah nakes mengkaji tingkat kesehatan klien, informasi
ini memungkinkan perawat me-rencanakan dan mengimplementasikan perawatan klien
secara lebih berhasil.
d. Faktor Emosi
Seseorang yg mengalami respons
stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai
tanda sakit Seseorang yang secara umum terlihat sangat
tenang mungkin mempunyai respons
emosional yang kecil selama ia sakit.
Seorang individu yang tidak mampu
melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit akan menyangkal
adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan
e. Spiritual
Aspek spiritual dpt terlihat dari
bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yg dilaksanakan,
hub dg klg atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.
Spiritual bertindak sbg suatu tema
yg terintegrasi dlm kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi
cara pandangnya thd kesehatan dilihat dari perspektif yg luas. Fryback (1992)
menemukan hubungan kesehatan dengan keya-kinan terhadap kekuatan yang lebih
besar, yang telah memberikan seseorang keyakinan dan kemampuan untuk mencintai.
2.
Faktor Eksternal
a. Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan
pelayanan kesehatan biasanya mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan
kesehatannya. Klien juga kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan
jika keluarganya melakukan hal yang sama. Misal: anak yang selalu diajak orang
tuanya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia
akan melakukan hal yang sama
b. Faktor Sosioekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat
meningkatkan risiko terjadinya peny dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan
dan bereaksi terhadap penyakitnya.
Variabel psikososial mencakup:
stabilitas perkawinan, gaya hidup,dan lingkungan kerja. Sesorang biasanya akan
mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi
keyakinan kesehatan dan cara pelaksanaannya.
c. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi
keyakinan, nilai dan kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan
dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi